Senin, 14 Juni 2010

Isa al-Masih akan Kembali Lagi ke Bumi

Nabi 'Isa Al Masih, masih hidup dan akan kembali ke bumi di masa mendatang yang tak lama lagi. Kita kaum Muslim yang mencintai Isa, mengimani seluruh mukjizat dan akhlak mulianya, mengetahui bahwa dia akan kembali lagi ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia...


Isa, Nabi 'Isa Al Masih, masih hidup dan akan kembali ke bumi di masa mendatang yang tak lama lagi. Kita kaum Muslim yang mencintai Isa, mengimani seluruh mukjizat dan akhlak mulianya, mengetahui bahwa dia akan kembali lagi ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia. Kita sedang menanti-nanti terjadinya peristiwa besar dan penuh berkah ini. Kita percaya bahwa Isa akan datang lagi ke bumi melalui mukjizat di hari akhir dan menegakkan perdamaian, keadilan dan kebahagiaan dengan mempersatukan kaum Muslim dan Nasrani pada agama dan ajaran akhlak yang sama. Marilah kita bersama mempersiapkan diri untuk kedatangan Isa, Nabi 'Isa Al Masih, yang kedua.

Isa (Isa) AS, sebagaimana rasul-rasul lainnya, merupakan seorang hamba pilihan Allah yang diutus kepada umat manusia untuk menyeru kepada jalan yang benar. Meskipun demikian, ada beberapa sifat Isa AS yang membedakan dari rasul-rasul lainnya. Yang terpenting dari semua itu adalah dia telah diangkat Allah dan akan kembali lagi ke bumi.

Berbeda dengan yang diyakini oleh mayoritas manusia, Isa AS tidaklah wafat disalib dan dibunuh ataupun meninggal dengan tujuan dan alasan tertentu. Al-Qur'an memberitakan kepada kita bahwa mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi Allah mengangkatnya kepada-Nya. Tidak ada satu ayat pun yang menunjukkan peristiwa pembunuhan terhadapnya atau bahwa dia telah dibunuh, terlepas dari ayat yang menolak bahwa hal tersebut telah terjadi. Selain itu, Al-Qur'an membeberkan kepada kita beberapa peristiwa dari kehidupan Isa AS yang tidak pernah terjadi. Kemudian, kedatangannya yang kedua kali ke bumi merupakan suatu prasyarat akan terjadinya peristiwa-peristiwa ini. Tidak ada keraguan bahwa wahyu-wahyu yang terdapat dalam Al-Qur'an akan benar-benar terjadi.

Sebaliknya, kebanyakan orang mengasumsikan bahwa Isa AS telah wafat beberapa ribu tahun yang lalu dan tidak mungkin akan kembali. Pendapat yang keliru ini muncul akibat kurangnya pengetahuan tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah. Suatu penelitian yang dilakukan dengan cermat dan hati-hati tentang Al-Qur'an akan menghasilkan suatu pemahaman yang akurat akan ayat-ayat tentang Isa AS.

Rasulullah SAW juga bersabda bahwa Isa (yang dimuliakan) akan diutus kembali ke bumi dan masalah waktunya, yang disebut dengan "akhir zaman", kemungkinan adalah suatu masa di mana bumi pada saat itu akan mencapai kesejahteraan, keadilan dan perdamaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Akhir zaman" ditujukan pada suatu periode waktu yang mendekati akhir kehidupan dunia. Menurut Islam, pada masa tersebut akan ada cobaan-cobaan yang mengerikan dari Dajjal, banyak terjadi gempa bumi dan munculnya Ya'juj dan Ma'juj. Setelah itu, nilai-nilai Al-Qur'an akan menang dan manusia akan mengikuti secara ekstensif nilai-nilai yang diperkenalkannya.

Dalam impian mereka, manusia selalu merindukan suatu yang lebih baik, sesuatu pemandangan yang lebih indah, makanan yang lebih enak, suatu masyarakat yang lebih menjanjikan secara sosial… Pendapat yang lain mengungkapkan bahwa "akhir zaman" adalah suatu periode yang mencangkup keseluruhan konsep, "yang lebih baik", "yang lebih indah" dan sebagainya. Saat itu merupakan suatu masa yang diberkahi yang dirindukan manusia sejak lama. Saat itu merupakan puncak kesejahteraan dan keadaan yang berlimpah-limpah, keadilan dan perdamaian. Saat itu merupakan masa di mana keberkahan-keberkahan ini akan menggantikan ketidakadilan, kerusakan moral, konflik dan peperangan. Saat itu merupakan masa yang benar-benar diberkati ketika nilai-nilai moral Islam akan terpatri di setiap aspek kehidupan.

Bukti bawa Isa AS tidak meninggal, bahwa dia telah diangkat ke haribaan Allah dan bahwa dia akan kembali lagi ke bumi akan dikaji dalam tulisan ini dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an yang terang dan nyata.

Read More......

Agama di Sisi Allah SWT

Seumur hidupnya, Isa AS menyeru umatnya untuk hidup dengan agama yang diturunkan Allah dan mengingatkan mereka untuk menjadi hamba Allah yang benar. Dia memerintahkan mereka dengan ajaran yang ada di dalam Injil – wahyu yang diturunkan kepadanya yang sebagian dari ajaran tersebut masih ada dalam kitab Injil dewasa ini...


Sepanjang sejarah, Allah telah mengutus para rasul-Nya kepada umat manusia. Para rasul Allah menyeru seluruh umat manusia kepada jalan yang benar dan menyampaikan kepada mereka ajaran-ajarannya. Tetapi pada saat ini, ada suatu keyakinan yang berkembang bahwa apa yang diwahyukan melalui para rasul kepada manusia merupakan agama yang berbeda. Hal ini merupakan pendapat yang keliru. Agama yang diwahyukan Allah kepada manusia di masa yang berbeda adalah sama. Misalnya, Isa AS telah menghapus beberapa larangan yang dibawa oleh agama sebelumnya. Walaupun demikian, tidak ada perbedaan yang berarti dalam ajaran agama-agama yang diwahyukan Allah. Apa yang telah diwahyukan kepada para rasul sebelumnya, kepada Musa AS, Isa AS dan kepada rasul terakhir Muhammad SAW pada dasarnya sama:

Katakanlah, " Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim (Abraham), Isma’il (Ishmael) dan Ishaq (Isaac) dan Ya'qub (Jacob) dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa (Moses) dan Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka..." (Surat Ali Imran: 84-85)

Sebagaimana tertulis dalam ayat tersebut, agama yang benar yang diturunkan untuk manusia adalah Islam. Apa yang kita pahami dari Al-Qur'an adalah bahwa seluruh rasul menyeru umatnya kepada jalan yang sama. Allah menggambarkan fakta ini dalam ayat-Nya:

Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat terang bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kapadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali kepada-Nya." (Surat asy-Syu'araa': 13)

Allah telah mengutus para rasul-Nya untuk menyampaikan agama ini, satu-satunya agama yang Dia ridhai, kepada seluruh umat manusia dan kemudian memberikan peringatan kepada mereka. Setiap orang, kepada mereka yang Allah utus dan kepada siapa pun yang kemudian diserukan agama ini, mendapatkan beban untuk mengikutinya.

Meskipun demikian, beberapa kelompok masyarakat ada yang menerima ajaran tersebut, namun ada juga yang menolaknya. Sebaliknya, pada beberapa kelompok masyarakat, agama yang benar tersebut diselewengkan menjadi ajaran yang sesat setelah kematian rasul mereka.

Salah satu dari kelompok masyarakat yang tersesat dari agama yang benar adalah Bani Israel. Sebagaimana yang diinformasikan dalam Al-Qur'an, Allah telah mengutus banyak rasul kepada Bani Israel; mereka telah menyampaikan agama yang benar. Akan tetapi, setiap masa mereka menentang seorang rasul atau setelah kematian rasul tersebut, mereka mentransformasikan agama yang benar tersebut menjadi suatu ajaran yang sesat. Selain itu, dari Al-Qur'an, kita mengetahui bahwa bahkan saat Musa AS masih hidup pun, Bani Israel menyembah sapi betina yang terbuat dari emas selama masa ketidakhadirannya yang sebentar saja (lihat surat Thaahaa: 83-94). Setelah Nabi Musa AS tiada, Allah mengutus beberapa nabi lainnya kepada Bani Israel untuk memberikan peringatan kepada mereka dan yang terakhir dari para nabi yang diutus itu adalah Isa (Isa) AS.

Seumur hidupnya, Isa AS menyeru umatnya untuk hidup dengan agama yang diturunkan Allah dan mengingatkan mereka untuk menjadi hamba Allah yang benar. Dia memerintahkan mereka dengan ajaran yang ada di dalam Injil – wahyu yang diturunkan kepadanya yang sebagian dari ajaran tersebut masih ada dalam kitab Injil dewasa ini. Kitab tersebut membenarkan ajaran-ajaran Taurat – wahyu yang diturunkan kepada Musa AS yang sebagian ajarannya masih ada dalam Taurat atau Perjanjian Lama yang kemudian diselewengkan. Mengkritisi ajaran-ajaran yang tidak benar dari para rabi yang bertanggung jawab atas kemrosotan agama yang benar, Isa AS telah menghapus aturan-aturan yang dibuat oleh para rabi itu, yang melaluinya, mereka mendapatkan keuntungan secara personal. Dia menyeru kepada Bani Israel untuk mengesakan Allah, kebenaran yang hakiki, dan berakhlak luhur, sebagaimana firman Allah:

Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
(Surat Ali Imran: 50)

Setelah Isa AS, Allah mengutus seorang rasul lain yang berasal dari suatu suku yang berbeda agar melalui rasul-Nya ini, Allah dapat menurunkan wahyu berupa agama yang asli ke dunia dan Dia membekalinya dengan sebuah kitab suci. Rasul itu adalah Nabi Muhammad SAW dan kitab tersebut adalah Al-Qur'an, satu-satunya wahyu yang tidak diubah.

Al-Qur'an diperuntukkan bagi seluruh umat manusia di dunia. Seluruh umat manusia di semua masa akan mendapatkan kewajiban beriman terhadap kitab ini karena mereka diperintahkan untuk mengikuti ajaran Islam. Mereka akan diadili berdasarkan Al-Qur'an pada hari perhitungan. Pada masa kita khususnya, seluruh bangsa di dunia secara esensi disatukan dan hampir menjadi seperti suatu suku yang satu; terima kasih kepada penerobosan di bidang teknologi. Seorang akademisi menunjukkan bahwa dunia dewasa ini sebagai global village (desa buana). Karena itu, hanya ada sebagian kecil manusia di dunia ini yang tidak menyadari keberadaan Al-Qur'an dan yang oleh karenanya pula belum mendapatkan informasi tentang Islam. Walaupun demikian, ada suatu bagian tertentu dari umat manusia yang mempunyai keyakinan pada Al-Qur'an. Di antara mereka ada yang telah beriman, namun kebanyakan dari mereka tidak hidup berdasarkan ajaran-ajaran yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

Kita berharap bahwa Isa AS akan kembali ke bumi dan menyeru umat manusia kepada jalan yang benar. Allah memberikan kabar gembira tentang masalah ini dalam Al-Qur'an. Sebagaimana yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya, Isa AS telah diangkat ke haribaan Allah dan tidak wafat dalam arti fisik. Setelah beberapa masa, dia akan kembali dan menjadikan Islam menang di muka bumi. Upaya terbaik yang dapat dilakukan, baik oleh umat Nasrani maupun umat Islam dunia adalah mempersiapkan diri untuk bertemu dengan tamu yang diberkati ini dan tidak mengulangi melakukan perlawanan terhadapnya seperti di masa silam.

Read More......

Kelahiran Maryam dan Bagaimana Ia Berkembang

Maryam, yang telah terpilih untuk melahirkan Isa (Isa a.s.), terlahir pada saat terjadinya kekacauan, yaitu ketika Bani Israel mengharapkan sekali kedatangan Sang Messiah. Tanpa menyadari dirinya menjadi pusat pengharapan, Maryam secara khusus telah dipilih Allah untuk menerima tugas yang mahamulia ini dan sekaligus menjalaninya. Maryam berasal dari sebuah keluarga yang mulia, keluarga Imran. Allah telah melebihkan keluarga ini di atas seluruh umat manusia.

Seluruh anggota keluarga Imran terkenal mempunyai keimanan yang tinggi kepada Allah. Mereka berpaling kepada Allah dalam melakukan segala bentuk kebajikan dan dengan sangat cermat mematuhi semua perintah-Nya. Pada saat istri Imran mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung, ia segera berpaling kepada Sang Penciptanya dan berdo'a, dan ia mempersembahkan apa yang ada dalam rahimnya untuk menjadi "pelayan Allah". Allah memberikan sebuah catatan dalam Al-Qur'an:

(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya, Engkaulah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Maka tatkala Istri Imran melahirkan anaknya dia pun berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya, aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada pemeliharaan Engkau dari setan yang terkutuk." (Surat Ali Imran: 35-36)

Ketika Maryam lahir, Istri Imran tetap hanya mencari keridhaan Allah. Ia berpaling kepada Allah dan mendo'akan Maryam serta keturunannya di bawah perlindungan Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dikarenakan keikhlasan dan do'anya, Allah menganugrahkan pada Maryam sifat-sifat yang mulia. Dalam Al-Qur'an Allah menerangkan bagaimana Maryam tumbuh dan berkembang dalam perlindungan dan perawatan-Nya yang amat cermat. "Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik..." (Surat Ali Imran: 37) Zakariya menjadi pelindung Maryam. Selama Maryam berada bersamanya, ia menyadari bahwa Maryam telah dianugrahi sifat-sifat yang luar biasa. Terlebih Allah memberikannya banyak kenikmatan "tanpa perhitungan":

…Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata, "Hai Maryam dari mana engkau memperoleh (makanan) ini?" Mayam menjawab, "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya, Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (Surat Ali Imran: 37)

Sebagaimana Allah telah memilih keluarga Imran, Dia juga memilih Maryam, seorang anggota keluarga Imran dan memberikan karunia yang luar biasa. Allah menyucikan Maryam dan telah melebihkan dari seluruh wanita pada masanya. Sifat-sifat yang dimilikinya tertulis dalam Al-Qur'an:

Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang ada di masa kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." (Surat Ali Imran: 42-43)

Dalam masyarakat di mana ia tinggal, Maryam telah menjadi seorang yang terkenal mempunyai loyalitas dan keikhlasan terhadap Allah. Khususnya, ia dikenal sebagai seorang wanita "yang menjaga kehormatannya". Dalam surah at-Tahariim, kita dapat menemukan sebuah catatan:

Dan (ingatlah) Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari (roh) ciptaan Kami; dan Dia membenarkan kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. (Surat at-Tahriim: 12)

Read More......

Isa AS Adalah Kalimat Allah

…Sesungguhnya, Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya… (an-Nisaa: 171)

Dalam Al-Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita terhadap fakta bahwa dari sejak kelahiran hingga kematiannya, Isa AS memang sangat berbeda dengan seluruh manusia pada umumnya di muka bumi. Al-Qur'an menegaskan bahwa kelahirannya dari seorang gadis, satu bentuk penciptaan yang kita tidak terbiasa dengan hal tersebut. Sebelum kelahirannya, Allah memberitahu ibunya tentang sifat-sifat yang dimiliki Isa AS termasuk bahwa dia diutus sebagai seorang penyelamat (Messiah) kepada Bani Israel. Dia juga dijuluki "Kalimat Allah":

…Sesungguhnya, Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya… (an-Nisaa: 171)

(Ingatlah) ketika Malaikat berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan salah seorang di antara orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). (Surat Ali Imran: 45)

Allah telah memberikannya nama sebelum kelahirannya, sebagaimana Dia perbuat kepada Yahya a.s. Biasanya, anggota keluarga yang memberikan nama kepada anak-anaknya, namun tidak demikian pada kasus Isa AS. Allah-lah yang memberikannya nama Al-Masih, Isa (Isa) putra Maryam. Ini merupakan suatu indikasi eksplisit bahwa Isa AS diciptakan secara berbeda dari seluruh manusia lainnya.

Tentulah, seperti kelahirannya, keajaiban yang dialami selama hidupnya dan cara dia diangkat keharibaan Allah merupakan tanda-tanda perbedaan dari manusia lain pada umumnya.

Kelahiran Isa AS

Sebagaimana yang dikenal luas, kelahiran merupakan suatu proses yang menuntut banyak perawatan. Melahirkan seorang bayi tanpa kehadiran seorang yang berpengalaman dan perawatan medis adalah sesuatu yang sulit. Meskipun demikan, Maryam, yang melakukan semuanya sendirian, telah berhasil melahirkan seorang bayi. Sebuah ungkapan terima kasih atas kesetiaanya kepada Allah dan atas keyakinannya kepada-Nya.

Ketika mengalami rasa sakit yang luar biasa, Allah memberikan ilham dan instruksi pada setiap tahapnya. Dalam hal ini, ia telah melahirkan anaknya tanpa kesukaran dan pada lingkungan yang terbaik. Ini merupakan nikmat yang diberikan kepada Maryam:

Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pohon kurma, dia berkata, "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan."

Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyangkanlah pangkal pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.

Maka makan, minum dan bersenanghatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.’" (Surat Maryam: 23-26)

Read More......

Isa AS Berbicara Ketika Masih di Buaian

Satu peristiwa yang Allah ujikan kepada kaumnya, Maryam adalah kelahiran Isa AS. Kelahiran ini, yang merupakan peristiwa aneh bagi umat manusia, adalah suatu ujian baik bagi Maryam maupun bagi kaumnya.


Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (Surat al-Anbiyaa': 91)

Satu peristiwa yang Allah ujikan kepada kaumnya, Maryam adalah kelahiran Isa (Isa) AS. Kelahiran ini, yang merupakan peristiwa aneh bagi umat manusia, adalah suatu ujian baik bagi Maryam maupun bagi kaumnya. Pada kenyataannya, cara Isa AS dilahirkan merupakan suatu keajaiban yang Allah lakukan untuk menyeru umat manusia kepada keimanan yang benar dan satu dari banyak bukti eksplisit dari eksistensi Allah. Akan tetapi, manusia masih saja gagal untuk menangkapnya dan masih menaruh rasa curiga:

Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan suatu perbuatan yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah orang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina." (Maryam: 27-28)

Sebagaimana diterangkan dalam ayat-ayat di atas, saat kembalinya Maryam kepada kaumnya dari tempat yang jauh bersama Isa AS kaumnya tidak memperkenankannya untuk memberikan suatu keterangan. Mereka berasumsi bahwa Maryam telah melakukan perbuatan yang tidak senonoh dan mengejutkan serta memfitnahnya dengan cara yang keji. Meskipun demikian, mereka yang menyebarkan fitnah-fitnah tentang Maryam ini telah mengetahui keadaan Maryam dari sejak ia dilahirkan dan menyadari kesucian serta ketakwaannya, seperti anggota-anggota keluarga Imran lainnya.

Pastilah, semua cercaan dan fitnahan ini merupakan suatu ujian bagi Maryam. Ini membuktikan bahwa seorang manusia, yang begitu suci dan saleh, tidak akan melakukan perbuatan keji seperti itu. Ini hanyalah sebuah ujian bagi Maryam. Dari sejak Maryam dilahirkan, Allah selalu menolongnya dan memalingkan semua yang dilakukannya kepada kebaikan. Maryam, pada waktu kembali, menyadari bahwa setiap peristiwa yang terjadi merupakan kehendak Allah dan hanyalah Allah yang dapat membuktikan ketidakbenaran dari fitnah-fitnah ini.

Tentu Allah memberikan ketenangan pada diri Maryam dan memberikannya ilham untuk tetap diam. Allah memerintahkannya untuk tidak berbicara dengan kaumnya, tetapi agar menunjuk Isa AS jika mereka mendekatinya dan berusaha untuk menuduhnya. Dengan cara ini, Maryam telah menghindari berbagai rintangan seperti suatu diskusi yang mungkin terjadi. Orang yang akan memberikan jawaban yang akurat kepada mereka adalah Isa AS. Ketika Allah memberikan kabar gembira akan kelahiran Isa AS kepada Maryam, Dia juga memberitahukannya bahwa dia akan berbicara dengan jelas ketika masih di dalam buaian:

Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah salah seorang di antara orang-orang yang saleh. (Surat Ali Imran: 46)

Selanjutnya, Allah menjadikan semuanya lebih mudah bagi Maryam dan memberikan keterangan yang benar kepada kaumnya Maryam melalui kata-kata Isa AS. Dengan keajaiban ini, upaya orang-orang kafir yang ada di sekeliling Maryam secara otomatis mengalami kegagalan.

Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih berada dalam ayunan?" Berkata Isa, "Sesungguhnya, aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku masih hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (Surat Maryam: 29-33)

Tidak diragukan, seorang bayi yang berbicara dengan sangat fasih ketika masih dalam buaian merupakan suatu keajaiban. Kaum Maryam merasa heran mendengar kata-kata hikmah dari seorang bayi yang masih berada dalam buaian dan kejadian ini membuktikan kepada mereka bahwa kelahirannya merupakan suatu keajaiban. Semua peristiwa yang mencengangkan ini menunjukkan bahwa bayi yang masih berada dalam buaian tersebut adalah seorang utusan Allah.

Ini merupakan balasan yang Allah berikan kepada Maryam atas kepercayaan yang ia berikan kepada-Nya. Dengan menunjukkan keajaiban yang mengejutkan seperti itu, ia memberikan respons terhadap orang-orang yang memfitnahnya. Walaupun demikian, Allah memberitahukan kepada kita bahwa azab yang pedih menanti mereka yang tidak mau menghilangkan pikiran buruk tentang Maryam dibandingkan mempercayai keajaiban ini:

Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina). (Surat an-Nisaa: 156)

Read More......

Isa AS Menyampaikan Ajaran, dan Kesulitan yang Dia Hadapi

Sang Juru Selamat yang dinantikan umat setelah waktu yang lama adalah Isa AS. Atas kehendak Allah, Isa AS dapat berbicara ketika masih berada dalam buaian dan kemudian memberitahukan kepada umat manusia bahwa Al-Masih (Sang Juru Selamat) yang mereka nantikan telah tiba....

Mukjizat-Mukjizat Isa AS

Atas izin Allah, Isa (Isa) AS mempunyai banyak mukjizat lainnya selain dilahirkan dari seorang gadis dan pemberitahuannya tentang kenabiannya ketika masih bayi dalam buaian. Pada kenyataannya, kedua keajaiban ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa Isa AS adalah seorang yang di luar kebiasaan manusia umumnya. Singkatnya, hanya satu keajaibanlah yang dapat membuat seorang bayi yang baru dilahirkan berbicara dengan begitu rasional dengan penuh keimanan:

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan, "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) ketika Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil...." (Surat al-Maa’idah: 110)

Dalam Al-Qur'an, mukjizat-mukjizat Isa AS digambarkan sebagai berikut:

…Dan (sebagai) rasul kepada Bani Israel (yang berkata kepada mereka), "Sesungguhnya, aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhan-mu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sebagai bentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka dia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya, pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (Surat Ali Imran: 49)

Meskipun semua peristiwa yang di luar kebiasaan tersebut telah terjadi, beberapa orang secara arogan telah menolak mukjizat-mukjizat Isa AS tersebut dan mengatakan bahwa semua itu adalah sihir belaka.

Isa AS Menyampaikan Ajaran, dan Kesulitan yang Dia Hadapi

Pada waktu Isa AS diutus, Bani Israel berada dalam kesulitan puncak, baik masalah politik maupun ekonomi. Di satu sisi, ada beberapa tindakan kejam yang mengakibatkan kesedihan pada masyarakat, dan di sisi lain terdapat ketidaksepakatan keyakinan dan sekte yang mengakibatkan kehidupan menjadi sulit. Di bawah kondisi yang sedemikan itu, umat manusia benar-benar membutuhkan suatu jalan keluar.

Sang Juru Selamat yang dinantikan umat setelah waktu yang lama adalah Isa AS. Atas kehendak Allah, Isa AS dapat berbicara ketika masih berada dalam buaian dan kemudian memberitahukan kepada umat manusia bahwa Al-Masih (Sang Juru Selamat) yang mereka nantikan telah tiba. Yang terjadi kemudian, banyak yang menaruh harapan kepadanya untuk mendapatkan petunjuk darinya.

Walaupun demikian, ada juga beberapa orang tidak menerima Isa AS. Para pendukung kekafiran pada saat itu, khususnya, menganggapnya benar-benar suatu ancaman bagi keberadaan mereka. Karenanya, mereka membuat rencana-rencana untuk membunuhnya dengan segera ketika mereka mendengar kabar tentangnya. Dikarenakan kecemasan hati mereka, rencana-rencana mereka sebenarnya telah berakhir dengan kegagalan sejak awal. Akan tetapi, tetap saja hal tesebut tidak mampu menghentikan rasa permusuhan mereka kepada Isa AS dalam menjalankan misinya.

Meskipun demikian, mereka yang melakukan reaksi tehadapnya tidak terbatas pada kaum kafir saja. Selama periode tersebut, disebabkan beragam alasan, mayoritas para rabi Yahudi melakukan perlawanan terhadap Isa AS dengan anggapan bahwa dia melakukan penghapusan terhadap agama mereka. Tentu saja, dengan tindakan mereka tersebut, mereka telah menjadi bagian dari kaum kafir karena sikap oposisi mereka kepada seorang utusan Allah. Apa yang telah dilakukan oleh Isa AS, sebenarnya hanyalah menyeru umat manusia kepada agama orisinal dan menghapus aturan-aturan yang salah yang diperkenalkan kepada kaum Yahudi oleh para rabi itu sendiri. Bani Israel mendistorsi agama mereka dengan melarang apa yang diperbolehkan oleh ajaran yang asli dan memperbolehkan apa yang dilarang olehnya. Dengan cara ini, mereka mengubah-ubah agama yang benar dari semua bid'ah yang dilakukan terhadapnya pada tahap selanjutnya. Isa AS menyeru kaumnya kepada Injil, yang mengandung ajaran Taurat yang diturunkan kepada Musa AS. Ayat Al-Qur'an yang menjelaskan ini adalah:

Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (Surat Ali Imran: 50)

Dalam ayat yang lain, Allah memberitahukan kepada kita bahwa Injil yang diturunkan kepada Isa AS merupakan satu tuntunan kepada jalan yang benar bagi mereka yang mempercayainya dan untuk menolong mereka membedakan antara yang benar dan yang batil. Ia juga merupakan sebuah kitab yang mengandung ajaran Taurat:

"Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa."
(Surat al-Maa’idah: 46)

Para pemuka Bani Israel memberikan perhatian yang lebih besar kepada aturan-aturan yang telah menjadi tradisi dan meragukan apa yang dibawa oleh Isa AS. Hal ini karena Isa AS tidak memberikan tekanan pada aturan-aturan tradisional, tetapi lebih menyeru manusia kepada ketaatan kepada Allah, penolakan terhadap dunia, keikhlasan, persaudaraan, dan kejujuran. Menghadapi suatu perbedaan pemahaman agama tersebut, kaum Yahudi merasa frustasi terhadap yang disampaikan oleh Isa AS. Dalam Al-Qur'an, Allah memberikan catatan bagaimana Isa AS menyampaikan perintah-perintah Allah SWT:

Dan tatkala Isa membawa keterangan dia berkata, "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku". Sesungguhnya Allah Dia-lah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka; lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim yakni siksaan hari yang pedih (kiamat). (Surat az-Zukhruf: 63-65)

Keikhlasan dan sikap yang berbeda yang dimiliki oleh Isa AS telah menarik perhatian manusia. Jumlah para pengikutnya semakin bertambah.

Read More......

Kaum Yahudi Menganggap Mereka Telah Membunuh Isa AS

Tidak diragukan, setiap orang terbiasa dengan dugaan bahwa bangsa Romawi telah menyalib Isa AS. Sebagaimana dugaan tersebut, bangsa Romawi dan Yahudi telah menangkap Isa AS dan menyalibnya. Memang, seluruh umat Nasrani di dunia memiliki keyakinan bahwa Isa AS telah meninggal, tetapi kemudian akan kembali lagi dan naik ke surga....

----------

Tidak diragukan, setiap orang terbiasa dengan dugaan bahwa bangsa Romawi telah menyalib Isa AS. Sebagaimana dugaan tersebut, bangsa Romawi dan Yahudi telah menangkap Isa AS dan menyalibnya. Memang, seluruh umat Nasrani di dunia memiliki keyakinan bahwa Isa AS telah meninggal, tetapi kemudian akan kembali lagi dan naik ke surga. Akan tetapi, bila kita merujuk kembali kepada Al-Qur'an, kita mengetahui bahwa apa yang sebenarnya terjadi tidaklah seperti yang mereka yakini,

Dan karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana". (Surat an-Nisaa': 157-158)

Fakta yang disampaikan dalam Al-Qur'an kepada kita adalah jelas. Usaha-usaha bangsa Romawi, yang diprovokasi oleh bangsa Yahudi untuk membunuh Isa AS, terbukti tidak berhasil. Kutipan yang dinyatakan dalam ayat di atas,

" ...tetapi (yang mereka bunuh) ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka... "

menerangkan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Isa AS tidaklah dibunuh, tetapi diangkat oleh Allah keharibaan-Nya. Selain itu, Allah menghela perhatian kita kepada fakta bahwa mereka yang membuat pernyataan yang bertentangan dengan ayat di atas tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang kebenaran. Di dalam ayat yang lain, Allah juga berfirman bahwa Dia-lah yang akan menarik Isa AS kembali dan Dia akan mengangkatnya kepada-Nya.
(Ingatlah) ketika Allah berfirman, "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang kamu selalu berselisih padanya". (Surat Ali Imran: 55)

Kita akan menganalisis arti aktual dari kata "menarik kembali" pada bab berikutnya. Serpihan bukti-bukti lainnya yang ada dalam Al-Qur'an tentang bahasan ini adalah ungkapan umum yang digunakan bagi kematian nabi-nabi lainnya. Ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk kematian atau pembunuhan para nabi dalam Al-Qur'an adalah sangat jelas. Misalnya dalah surah an-Nisaa' ayat 155 terdapat satu contoh eksplisit. Ayat tersebut adalah:

"Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan) disebabkan mereka melanggar perjanjian itu dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan, 'Hati kami tertutup'. Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya. Karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka".

Ungkapan yang digunakan untuk Isa AS dalam Al-Qur'an sangat jelas, "...padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka..." Pernyataan ini menekankan bahwa Isa AS tidak dibunuh, apa pun metode yang digunakan untuk melakukan tujuan tersebut.

Read More......

Isa AS dalam Koleksi Risalah An-Nur

Badiuzzaman menyatakan dengan tegas bahwa Isa AS akan datang ke bumi pada periode di mana kekafiran akan mendominasi bumi. Seperti yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat Badiuzzaman berikut ini, pada kedatangannya yang kedua ke bumi, Isa AS akan memerintah dengan Al-Qur'an dan menghapuskan semua fanatisme Kristiani....


Dalam koleksi Risalah an-Nuur, tafsir tentang Al-Qur'an yang dikarang oleh Said Nursi, yang juga dikenal dengan Badiuzzaman (sosok menakjubkan di abad ke-20), salah seorang ilmuwan Islam terbesar di abad ke-20, terdapat referensi yang luas tentang akhir zaman dan kedatangan Isa AS yang kedua.

Adalah suatu fakta bahwa umat Islam kini memiliki pandangan yang berbeda, namun sebagian besar umat Islam dari berbagai budaya menyetujui bahwa Badiuzzaman merupakan salah seorang ilmuwan muslim abad ke-13 (dalam hitungan Hijriyah). Oleh karena itu, deskripsi yang terperinci tentang akhir zaman yang ditulis oleh Badiuzzaman memiliki makna penting bagi seluruh umat Islam.

Dalam keterangannya tentang akhir zaman, Badiuzzaman menyatakan bahwa ada dua gerakan filosofi - digambarkan sebagai upaya yang serius untuk membangun kekufuran - akan menyebabkan kekacauan di muka bumi. Gerakan yang pertama akan menjadi ancaman tersembunyi bagi Islam, sedangkan yang kedua akan secara terbuka menolak eksistensi Allah. Arus kedua adalah pemahaman materialis dan naturalis yang menegaskan bahwa materi adalah sesuatu yang absolut yang ada karena abadi dan akan terus eksis secara abadi. Kedua gerakan tersebut lebih jauh meyakini bahwa makhluk hidup secara tidak sengaja berasal dari benda mati. (Paham naturalis dikenal sebagai dimensi filosofi dari teori evolusi Darwin.)

Tentulah definisi ini merupakan dasar dari semua ideologi yang menolak eksistensi Allah. Sejak dahulu, para materialis menentang seluruh agama yang diturunkan Allah, melenyapkan para pengikutnya, menindas umat manusia, menyulut perang dan berupaya dengan sekuat tenaga menciptakan kemrosotan dalam masyarakat.

Isa AS juga pada kedatangannya yang kedua ke muka bumi, akan berjuang menentang pergerakan materialis dan naturalis ini dan - dengan izin Allah - akan memperoleh kemenangan dari mereka. Badiuzzaman menggambarkan tentang pergerakan materialis ini dalam buku-bukunya:

Arus yang kedua: suatu arus tirani yang terlahir dari filosofi naturalis dan materialis yang secara bertahap akan menjadi kuat dan menyebar pada akhir zaman dengan sarana filosofi materialis, sehingga mencapai tingkatan menolak Tuhan.

Badiuzzaman menyatakan dengan tegas bahwa Isa AS akan datang ke bumi pada periode di mana kekafiran akan mendominasi bumi. Seperti yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat Badiuzzaman berikut ini, pada kedatangannya yang kedua ke bumi, Isa AS akan memerintah dengan Al-Qur'an dan menghapuskan semua fanatisme Kristiani. Bersatu dalam menentang kekafiran, kaum Nasrani yang memeluk Islam dan umat Islam akan menang atas ideologi kafir dengan bimbingan Al-Qur'an. Ungkapan dalam Risalah an-Nuur yang menerangkan adalah:

Pada saat itu, ketika arus tersebut muncul dengan sangat kuatnya, agama Nasrani yang benar, yang terdiri atas kepribadian kolektif Isa AS, akan muncul. Ia akan turun dari langit yang terus diberkati. Agama Kristen yang ada sekarang akan dibersihkan di depan realitas yang ada. Dia akan menghapuskan semua takhayul dan distorsi serta menyatukan kebenaran Islam. Kristen akan ditransformasikan menjadi Islam. Sesuai dengan ajaran Islam, pribadi kolektif Isa akan menjadi pengikut Islam dan Islamlah yang saat itu akan menjadi pemimpin. Agama akan menjadi sebuah kekuatan yang mahadasyat saat itu karena agama-agama telah menyatu dalam Islam. Walaupun dikalahkan oleh ateisme yang ada sekarang saat agama ini terpisah, Kristen dan Islam akan memiliki kapabilitas untuk mengalahkan dan menghancurkan ateisme berkat bergabungnya dua agama itu. Dengan demikian, pribadi Isa, yang tampil dengan penampilannya sebagai manusia di alam samawi, dia akan datang untuk memimpin agama yang benar ini sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pembawa Berita Yang Hak (Allah) telah mengatakan itu. Jika Dia telah menyebutkan itu, pastilah itu sebuah kebenaran. Dan jika Yang Mahakuasa atas segala sesuatu telah menjanjikan, Dia tidak akan pernah menyalahi janji itu.

Dalam semua diskripsinya tentang kedatangan Isa AS yang kedua, Badiuzzaman mengindikasikan bahwa Isa AS akan menghapus seluruh sistem kaum kafir pada periode itu. Lebih jauh, dia menambahkan bahwa Isa AS akan mendapatkan dukungan yang besar dari kaum muslimin. Dia akan bertindak sebagai seorang muslimin dan shalat di belakang imam dari kalangan kaum muslimi, bekerja sama dengan orang-orang yang bertindak benar dari dunia Islam, dan akan mengambil kepemimpinan dalam menyebarkan Al-Qur'an dan ajaran-ajarannya, serta menghapuskan sistem yang rusak yang sedang diterapkan oleh kaum kafir:

Hanya pengikut Isa yang sebenarnya yang akan membunuh kepribadian kolektif raksasa materialisme dan anti-agama yang akan dibentuk oleh Dajjal —di mana Dajjal akan dibunuh oleh pedang Isa— dan akan menghancurkan ide-idenya serta kekafirannya yang semuanya sarat dengan dengan ateisme. Hanya orang yang benar-benar Kristen yang akan mampu mencampur esensi ajaran Kristen dengan ajaran Islam dan akan mampu menghancurkan Dajjal dengan kombinasi yang sangat kuat, sehingga mampu membunuh Dajjal. Dalam sebuah hadits disebutkan, 'Isa akan datang dan dia akan melakukan shalat wajib di belakang al-Mahdi dan dia akan mengikuti al-Mahdi,' maka sebutkan dengan singkat tentang kesatuan ini, dan keagungan Al-Qur'an di mana dia telah diikuti.

Read More......

Bagaimana Kita Mengenali Isa AS

Pada bab-bab terdahulu, bahwa Isa AS tidak wafat dan telah diangkat ke haribaan Allah serta dia akan kembali lagi ke bumi telah diterangkan secara gamblang dan jelas dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Setelah semua yang telah disebutkan ini, pertanyaan selanjutnya yang akan muncul di dalam benak kita adalah, "bagaimana kita akan mengenali Isa AS ketika dia kembali lagi ke bumi dan sifat-sifat apa yang dimilikinya sehingga dia dapat dikenali?"


Siapakah yang Akan Dapat Mengenali Isa AS?

Pada bab-bab terdahulu, bahwa Isa AS tidak wafat dan telah diangkat ke haribaan Allah serta dia akan kembali lagi ke bumi telah diterangkan secara gamblang dan jelas dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Setelah semua yang telah disebutkan ini, pertanyaan selanjutnya yang akan muncul di dalam benak kita adalah, "bagaimana kita akan mengenali Isa AS ketika dia kembali lagi ke bumi dan sifat-sifat apa yang dimilikinya sehingga dia dapat dikenali?" Pada tahap ini, sumber khusus yang dapat kita rujuki adalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah.

Al-Qur'an, baik dalam ayat-ayat maupun dalam kisah-kisah tertentu, memberikan beragam keterangan kepada kita yang berhubungan dengan nabi-nabi terhdahulu. Banyak sifat umum yang dimiliki oleh para nabi dan para pengikut kaum mukminin sejati yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Selain itu adalah mungkin untuk menemukan semua sifat para kaum mukminin yang ada dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Dalam konteks ini, sifat-sifat mulia Isa AS yang berhubungan dengan masalah keimanan juga digambarkan dalam Al-Qur'an. Demikian juga, merujuk kepada Al-Qur'an, umat beriman yang tulus dapat memiliki sifat-sifat yang mulia ini yang dapat diamati pada diri Isa AS dan berdasarkan hal tersebut mereka dapat mengenalinya.

Pada poin ini, yang harus diingat oleh kita adalah bahwa mengenali Isa AS bukan tidak mungkin dapat dilakukan oleh setiap orang. Badiuzzaman Said Nursi menyatakan tentang hal ini:

Ketika Isa datang, adalah tidak penting bahwa setiap orang harus mengenalinya sebagai Isa yang asli. Orang-orang pilihannya dan mereka yang dekat dengannya akan mengenalinya melalui cahaya keimanan. Hal tersebut tidak akan menjadi bukti dalam dirinya sendiri sehingga setiap orang akan mengenalinya.

Sebagaimana yang disepakati oleh Badiuzzaman, selama tahun-tahun awal kedatangannya yang kedua, manusia yang mengetahui Isa AS akan terbatas pada kelompok kecil yang dekat dengannya. Selain itu, ini hanya akan mungkin dengan "cahaya keimanan". Tentulah istilah ini membutuhkan keterangan yang lebih jauh: "cahaya keimanan" adalah pemahaman yang dianugerahkan Allah kepada mereka yang meyakini eksistensi dan keesaan Allah serta mereka yang mengamalkan perintah-perintahnya yang ada dalam Al-Qur'an. Dengan pemahaman yang seperti itu, umat yang beriman dapat mengevaluasi situasi secara terperinci dan menangkap peristiwa-peristiwa mendetail dengan mudah. Sebagaimana yang diinformasikan Al-Qur'an kepada kita, umat yang beriman adalah mereka yang merenungkan dengan hati-hati segala sesuatu yang ada di sekitar mereka dan kemudian tidak pernah kehilangan sedikitpun aspek-aspeknya yang rinci dan halus. Allah memberitahukan kepada manusia bahwa Dia akan memberikan tindakan yang berbeda (untuk menentukan yang benar dan salah) kepada mereka yang merefleksikan setiap sesuatu dalam bentuk suatu usaha yang keras untuk memahami keagungan dan kekuasaan Allah serta kepada mereka yang mempunyai rasa takut kepada-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Surat al-Anfaal: 29)

Selanjutnya, mereka yang akan mengenali Isa AS selama kedatangannya yang kedua dan mengikutinya, pasti adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Al-Qur'an serta berfikir secara mendalam tentang segala sesuatu. Badiuzzaman Said Nursi juga menggambarkan hal ini dengan mengatakan:

Sesungguhnya, walaupun Isa AS datang, maka dia sendirilah yang akan mengetahui bahwa dirinya adalah Isa AS, bukan orang lain.


Sifat-Sifat Apa yang Dimilikinya Sehingga Dia Bisa Dikenali?

Sebagaimana disebutkan di atas, merujuk kepada Al-Qur'an dalam mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini, yang seharusnya pertama-tama kita lakukan adalah mencari sifat-sifat umum yang dimiliki oleh para nabi dan rasul yang diterangkan dalam Al-Qur'an. Karenanya, cara untuk mengenali Isa AS adalah dengan menguji sifat-sifat dari para nabi dan rasul. Tentu, ada beratus-ratus jumlahnya, namun dalam bab ini kita akan menekankan pada sifat-sifat yang paling banyak muncul yang dengan segera menjadi jelas.

1. Dia berbeda dari manusia kebanyakan karena nilai-nilai moralnya yang luar biasa

Seperti halnya semua nabi yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia, Isa AS dikenal karena nilai-nilai moralnya yang istimewa. Sifat yang paling membedakannya adalah keteladanannya, yang dengan segera akan tampak dalam masyarakat di mana ia tinggal. Tentu, dia mempunyai suatu karakter keteladanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di alam ini dan mempengaruhi siapa saja pada pandangan pertama. Ia adalah seorang yang sangat komitmen, pemberani dan kuat, manifestasi dari kebenaran dia sandarkan kepada Allah, dan kemurnian keimanannya kepada-Nya. Dengan karakter yang demikian, dia mempunyai pegaruh yang disukai oleh setiap orang. Kemuliaannya ini, yang juga dimiliki oleh semua nabi, diterangkan dalam ayat:

Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya, Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Kami telah menganugrahkan Ishaq dan Ya'qqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu juga telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian keturunannya (Nuh), yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami beri balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, dan Zakariya, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh, dan Ismail, Ilyasa', Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (pada masanya), dan Kami lebihkan (pula) derajat sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Surat al-An’aam: 83-87 )

Sifat-sifat yang Allah berikan kepada para nabi dan rasul-Nya diungkapkan dengan tepat dalam ayat di atas. Ada banyak contoh lain yang dijelaskan dalam Al-Qur'an. Pernyataan-pernyataan di bawah ini memberitahukan kepada kita tentang sifat-sifat mulia yang diberikan kepada para nabi dan rasul:

Sesungguhnya, Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah lagi hanif... (Surat an-Nahl: 120)

Dan ingatlah hamba-hamba kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. (Surat Shaad: 45)

Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang terbaik. (Surat Shaad: 47)

Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan, 'Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman’ (Surat an-Naml: 15)

Isa AS juga merupakan salah seorang nabi pilihan Allah. Allah berfirman dalam ayat,

Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus... (Surat al-Baqarah: 253)

2. Dia akan dikenali pada ekspresi wajahnya yang hanya dapat dilihat pada diri para nabi dan rasul

Allah menginformasikan kepada kita dalam Al-Qur'an bahwa kemuliaan mereka yang dipilih-Nya dapat dikenali melalui pengetahuan dan juga melalui kekuatan fisik yang dimilikinya:

...Nabi (mereka) berkata, "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugrahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (Surat al-Baqarah: 247)

Dengan dianugerahi hikmah, kekuatan fisik, pengetahuan, dan karakter yang sempurna, Isa AS akan mempunyai suatu ekspresi wajah yang hanya dapat dilihat pada diri para nabi dan rasul. Rasa takutnya kepada Allah dan cahaya keimanannya yang tulus akan tampak pada raut wajahnya. Ekspresi pada wajahnya ini langsung membedakannya dari manusia kebanyakan dan manusia yang melihatnya akan segera merasakan bahwa mereka sedang bertemu dengan orang yang istimewa. Tentu, tidak semua orang akan menyepakati hal ini. Di luar itu, akan ada beberapa orang yang tidak mengacuhkan kemuliaan ini. Alih-alih merasakannya ke lubuk hati yang dalam, mereka memberikan penolakan yang telak, menganggap kehadirannya sebagai ancaman bagi eksistensi mereka. Hanya mereka yang mempunyai keimanan yang tulus yang akan memahami kemuliaan ini dan memberikan penghargaan kepadanya.

Allah menghinformasikan kepada kita bahwa Isa AS adalah "...seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan salah seorang di antara orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)" (Surat Ali Imran: 45) Karenanya, Isa AS akan dikenali oleh mereka yang berada di sekelilingnya karena kehormatan dan keistimewaan yang hanya dapat dilihat pada mereka yang telah dipilih Allah.

3. Dia mempunyai hikmah terkemuka dan lisan yang tegas

Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya... (Surat al-An’aam: 89)

Sepanjang sejarah Allah menyampaikan pesan ajaran dan wahyu-Nya melalui para utusan-Nya. Dia juga menganugrahkan hikmah kepada para utusan ini: gaya bicara yang lugas dan tegas, sikap yang penuh keteladanan dalam menggabungkan aksi-aksi kebenaran dan dalam mencegah perbuatan-perbuatan mungkar. Semua itu merupakan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh para nabi dan rasul. Dalam Al-Qur'an, Allah juga memberikan perhatian kepada hikmah yang dianugrahkan kepada setiap nabi. Misalnya, untuk Nabi Daud AS, Allah berfirman: "Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan." (Surat Shaad: 20)
Hal yang sama bagi Nabi Yahya AS:

"Hai Yahya, ...Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak." (Surat Maryam: 12)

Tentang Musa AS, Allah memberitahukan kepada kita:

"Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan..." (Surat al-Qashash: 14)

Ayat yang serupa juga menyebutkan:

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, 'Bersyukurlah kepada Allah...' (Surat Luqman: 12).

Allah juga berfirman:

"...Sesungguhnya, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim..." (Surat an-Nisaa': 54)

Berhubungan dengan ayat tersebut,

"Allah menganugrahkan al-Hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al-Qur'an dan As-Sunnah) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak..." (Surat al-Baqarah: 269)Allah telah memberikan anugerah kepada semua nabi dan rasul. Anugerah ini juga ditujukan bagi Isa AS, sebagaimana kita ketahui dari Al-Qur'an:

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan, "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) ketika Aku mengajar Al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil... (Surat al-Maa’idah: 110)

Dan tatakala Isa membawa keterangan, dia berkata, "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku."
(Surat as-Zukhruf: 63)

Dari ayat-ayat yang jelas ini, dapat kita simpulkan bahwa satu sifat khusus Isa AS, sehingga kita dapat mengenalinya adalah lisannya yang tegas, lugas, dan menyentuh. Sebagaimana isu-isu lainnya, sikap bicaranya yang tegas merupakan satu sifat umum yang menyentuh yang dimiliki oleh para nabi pada umumnya. Kaum mukminin yang menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman kepada kebenaran, dapat menangkap kesan bahwa perkataan Isa AS mempunyai kekuatan yang khusus sebagaimana yang disebutkan dalam surah (al-Kahfi: 91) yang khusus diberikan kepada para utusan Allah. Hikmah yang dia perankan, diagnosis yang sempurna yang dia buat, dan solusi-solusi cerdas yang dia bawa akan menjadi tanda-tanda yang jelas dari pemberian khusus yang dianugerahkan Allah. Tidak ada seorang pun di sekelilingnya yang akan dapat memainkan peran seistimewa perannya, yang akan membuat kemuliannya lebih jelas lagi.

4. Dia sangat terpercaya

Setiap rasul yang memperkenalkan dirinya kepada kaum di mana dia diutus, dia akan mengatakan: "Sesungguhnya, aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (Surat asy-Syu'araa': 107) Kepercayaan yang dimiliki oleh para rasul adalah suatu hasil dari ketaatan mereka kepada Kitab dan agama Allah serta kewajiban-kewajiban yang dibebankan-Nya. Mereka secara cermat mengamati norma-norma yang dibuat Allah dan tidak pernah menyimpang dari jalan-Nya yang benar. Mereka hanya berkeinginan untuk mendapatkan kenikmatan yang baik dari Allah; mereka tidak pernah menyekutukan-Nya. Dalam Al-Qur'an, Allah memberikan gambaran kepada kita tentang sifat para nabi dan rasul ini. Misalnya, Musa AS memperkenalkan dirinya kepada kaumnya di mana dia tinggal:

Sesungguhnya, sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir'aun dan telah datang kepada mereka seorang rasul yang mulia, (dengan berkata), "serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israel yang kamu perbudak). Sesungguhnya, aku adalah utusan Allah yang dipercaya kepadamu." (Surat ad-Dukhaan: 17-18)

Tidak diragukan, kaum-kaum tersebut biasanya tidak mampu untuk menghargai sifat penting dari para nabi dan rasul ini. Selain itu, penolakan untuk melepaskan cara hidup yang dungu yang mereka perturutkan selama ini dan penolakan untuk hidup dengan agama yang benar yang disampaikan oleh para nabi kepada mereka, biasanya mereka tunjukkan dengan sikap intoleran kepada para utusan Allah tersebut. Hanya setelah beberapa saat berlalu, mereka baru memahami bahwa para nabi itu terpercaya. Nabi Yusuf AS adalah salah satu contoh yang baik yang bisa dikemukakan di sini. Dia telah diuji dengan berbagai kesulitan selama periode yang tidak sebentar; pertama-tama, di dijual sebagai seorang budak dan kemudian dipenjara selama beberapa tahun. Namun, atas kehendak Allah, ketika waktunya tiba, dia dikenali sebagai seorang yang terpercaya oleh manusia dan raja memberikannya kepercayaan sebagai bendahara negara:

Dan raja berkata, "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang dekat kepadaku." Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata, "Sesungguhnya, kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami" (Surat Yusuf: 54)

Sifat-sifat para nabi ini yang disebutkan dalam Al-Qur'an juga akan dapat diamati pada diri Nabi Isa AS. Pada saat kedatangannya yang kedua ke bumi, sebagai seorang yang tidak pernah mengubah hukum Allah, dia akan dikenal karena sifat keterpercayaannya. Allah akan menyediakan pertolongan-Nya untuknya, sebagaimana yang telah Dia perbuat kepada seluruh nabi dan rasul yang lain, dan seiring waktu, sifatnya yang terpercaya akan termanifestasi.

5. Dia di bawah perlindungan Allah

Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapatkan pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang. (Surat as-Shaaffaat: 171-173)

Allah telah menganugerahkan kemuliaan kepada para utusan-Nya atas manusia lainnya. Dia memberikan kekuatan kepada mereka untuk mengalahkan musuh-musuh mereka dan melindungi mereka dalam melawan semua kelompok musuh. Pada saat berada dalam tahap pengambilan keputusan atau pada saat pelaksanaan suatu rencana, Allah selalu mendukung mereka.

Salah satu tanda lain bagi umat yang beriman yang sedang menanti Isa AS, utusan Allah, adalah pemberiannya dalam membuat semua yang dilakukannya berakhir dengan keberhasilan. Misalnya, keputusan atau metode yang digunakannya, semua itu membawa hasil nyata bagi dirinya sendiri dan umat manusia di sekelilingnya. Benarlah, beberapa peristiwa yang tampaknya bertentangan dengan kemaslahatan publik akan segera terbukti sebaliknya. Peristiwa-peristiwa seperti itu akan mengindikasikan keabsahan putusannya. Hal tersebut terjadi karena Allah memberikan keyakinan kepada para utusan-Nya bahwa, di bawah kondisi apa pun, mereka akan tetap memperoleh kemenangan. Karena itu, kedatangan Isa AS yang kedua akan menjadi sangat berbeda dari kedatangannya yang kali pertama karena yang kali kedua ini ia akan menang di bawah panji Islam. Janji ini menjamin seluruh kesuksesan Isa AS akan tercapai pada misinya.

Tentu akan menjadi begitu jelas bahwa hal ini akan menarik perhatian umat yang beriman untuk mengikutinya. Sementara itu, para musuhnya juga akan mengamati tabiat yang luar biasa dari situasi ini, namun mereka akan gagal untuk mengenali bahwa ini merupakan petunjuk yang nyata dari Allah. Gerak-geriknya yang selalu membawa kebaikan, akan tetap menjadi suatu misteri bagi mereka. Hal tersebut mudah dipahami karena tujuan utama mereka dalam kehidupan ini adalah untuk menghadang orang-orang yang berbeda ini, yang mereka anggap sebagai "seorang manusia seperti diri mereka sendiri". Akan tetapi, sebagaimana dinyatakan dalam ayat,, "Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman." (Surat Yunus: 103) Allah akan mengupayakan seluruh usaha mereka menjadi tidak berarti dan menolong para utusan-Nya. Komplotan-komplotan tersebut, yang berusaha atau berjuang menentangnya, tidak akan pernah berhasil.

6. Dia tidak akan memintah upah untuk pengabdiannya

Seluruh nabi dan rasul yang dikisahkan dalam Al-Qur'an berusaha keras untuk mengabdi di jalan Allah tanpa meminta balasan sebagai upah. Hanya satu yang mereka harapkan, yaitu keridhaan Allah. Bukan dunia tujuan mereka dan bukan keuntungan materi yang mereka inginkan dari umat manusia. Salah satu ayat dalam Al-Qur'an menjelaskan kebaikan dari para nabi ini,

Hai kaumku, aku tidak memintah upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)? (Surat Huud: 51)

Kebaikan yang umumnya dimiliki oleh para utusan Allah ini juga akan tampak para diri Isa AS. Pada kedatangannya yang kedua, dia akan menyeru umat manusia di seluruh dunia kepada agama yang benar yang berasal dari Allah. Akan tetapi, kita pun seharusnya mengingat bahwa, sebagaimana dalam seluruh aspek, hanya umat yang berimanlah yang akan mengenali dan menghargai sifat-sifatnya. Selain itu, meskipun musuh-musuhnya mengenalinya, mereka akan menyebarkan fitnah tentang dia, yang merupakan pengulangan sejarah terhadap apa yang pernah diamali oleh para nabi dan rasul terdahulu. Yang paling mungkin, fitnah-fitnah ini adalah termasuk "bahwa dia sedang mencoba mendapatkan keuntungan pribadi". Yakinilah, Allah akan membuktikan ketidakbenaran fitnah-fitnah ini dan menolongnya, sebagaimana Dia telah memberikan petunjuk untuk melakukan kebaikan-kebaikan.

7. Dia pengasih dan penuh rahmat kepada umat yang beriman

Sifat lainnya yang dimiliki oleh para utusan Allah adalah "rasa kasih dan sayang" mereka terhadap orang-orang yang beriman. Bersikap kasih dan sayang kepada orang-orang yang beriman yang mengikuti mereka, telah membuat semua utusan Allah berusahak keras untuk meningkatkan karakter umat yang beriman untuk kebaikan mereka baik di dunia maupun di akhirat. Sifat yang paling berbeda yang dimiliki Nabi Isa AS adalah rasa belas kasihnya kepada umat yang beriman. Allah menerangkan sifat ini, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan juga murapakan sifat umum yang dimiliki seluruh utusan Allah,

Sesungguhnya, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (kebaikan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (Surat at-Taubah: 128)

Isa AS juga akan mempunyai "perhatian yang mendalam" terhadap umat yang beriman di sekelilingnya. Ketulusan yang melekat pada dirinya ini akan memberikan satu bukti konkret bahwa dia adalah Isa (Isa) AS yang riil.

Dia Tidak Akan Mempunyai Sanak Saudara, Keluarga, atau Kerabat di Bumi

Isa AS akan dikenali dengan sifat-sifatnya yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an. Walaupun demikian, ada beberapa faktor yang dapat menyingkap identitasnya. Tidak diragukan, salah satunya akan menjadi fakta bahwa dia tidak akan mempunyai sanak saudara, keluarga, ataupun kerabat di muka bumi ini. Tentu, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya ketika dia datang ke bumi untuk kali kedua. Tidak ada seorang pun yang akan keluar dan mengatakan, "Saya telah mengenalnya sejak dulu. Saya telah melihatnya ketika...," secara sepontan karena orang-orang yang pernah mengetahuinya, hidup dan meninggal dua ribu tahun yang lalu. Selanjutnya, tidak ada seorang pun yang telah menyaksikan proses kelahirannya, masa kecilnya, masa muda atau dewasanya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui persis tentang dirinya.

Sebagaimana telah diterangkan pada bab-bab terdahulu, Isa AS hadir kembali atas perintah Allah, perintah "jadilah!" Setelah beribu tahun, adalah sesuatu yang alami bahwa dia tidak mempunyai sanak saudara di muka bumi. Allah menggambarkan suatu analogi antara kondisi Isa AS dan Adam AS:

Sesungguhnya, misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah!" maka jadilah dia. (Surah Al ‘Imran: 59)

Sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, Allah memberikan perintah "Jadilah!" kepada Adam dan kemudian dia tercipta. Cara Isa AS terlahir pada waktu kali pertamanya juga sama meskipun dia mempunyai seorang ibu. Adam tidak mempunyai seorang ibu. Adam tidak mempunyai orang tua begitu juga Isa AS untuk kedatangannya yang kali kedua.

Kesimpulan

Dalam sejarah umat manusia, akan diutusnya Isa AS ke bumi untuk kali keduanya oleh Allah merupakan sesuatu yang benar-benar diharapkan oleh seluruh umat manusia. Hanya segelintir manusia yang akan menikmati peristiwa ini. Selanjutnya, dia akan menjadi seorang "penolong" yang diberkati yang diutus kepada seluruh umat manusia. Tentu, pada masa terjadinya kerusakan dan ketidakteraturan yang terus-menerus di dunia, semua umat manusia memohon seorang "penolong" dari Allah. Allah memberikan jawaban terhadap permohonan mereka:

Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita, maupun anak-anak yang semuanya berdo'a, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau!"? (Surat an-Nisaa': 75)

Sebagaimana disebutkan terdahulu, adapun "penolong" yang dimaksud pada masa kini adalah terjadinya penetrasi nilai-nilai Al-Qur'an ke dalam jiwa dan masyarakat kita. Mengenai kedatangannya yang kedua, Isa AS akan dengan sepenuh hati mengikuti nilai-nilai mulia yang diturunkan oleh Allah ini dan berusaha keras secara murni untuk menyebarkan nilai-nilai tersebut kepada umat manusia di seluruh dunia.

Pengetahuan tentang hal-hal gaib dan peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang merupakan sesuatu yang hanya diketahui oleh Allah. Akan tetapi, mereka yang mengharapkan masa yang diberkati ini dan orang-orang di masa itu haruslah menjalankan kewajiban-kewajiban yang penting. Seperti halnya Isa AS akan melindungi dan membimbing seluruh umat yang beriman, seluruh umat yang beriman itu pun harus sepenuh hati mendukung Isa AS dan menolongnya dalam pelayanan yang ditujukan hanya untuk Allah. Dengan kata lain, di masa kini, selama kedatangannya yang kedua, umat beriman seharusnya tidak pernah menyebabkan dia memohon kembali, "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" (Surah Ali Imran: 52) Jika tidak, seseorang akan merasakan penyesalan dan kesengsaraan yang mendalam, baik di dunia maupun di akhirat. Allah dengan jelas mengancam mereka yang tidak mau bersyukur:

Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasu-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman. (Surat al-Muminuun: 44)

Sebalilknya, mereka yang mengikuti dia, yang memberikan padanya dukungan yang tulus, dan mengadopsi nilai-nilai Ilahiah yang dibawanya, akan mendapatkan apa yang mereka harapkan, yaitu kenikmatan, rahmat dan surga Allah yang abadi. Hal ini merupakan janji yang pasti dan Allah telah memberikan kabar gembira:

(Dan mengutus) seorang rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya, Allah memberikan rezki yang baik kepadanya (Surat at-Thalaaq: 11)

Kita bersyukur kepada Allah Yang Mahakuasa, Yang akan mengangkat derajat hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya pada suatu peristiwa akbar, yaitu kedatangan Isa (Isa) AS dan menganugerahkan kepada mereka suatu kesempatan maha penting untuk mendapatkan kebaikan dalam kehidupan mereka di akhirat kelak.

Isa, Nabi 'Isa Al Masih, masih hidup dan akan kembali ke bumi di masa mendatang yang tak lama lagi. Kita kaum Muslim yang mencintai Isa, mengimani seluruh mukjizat dan akhlak mulianya, mengetahui bahwa dia akan kembali lagi ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia. Kita sedang menanti-nanti terjadinya peristiwa besar dan penuh berkah ini. Kita percaya bahwa Isa akan datang lagi ke bumi melalui mukjizat di hari akhir dan menegakkan perdamaian, keadilan dan kebahagiaan dengan mempersatukan kaum Muslim dan Nasrani pada agama dan ajaran akhlak yang sama. Marilah kita bersama mempersiapkan diri untuk kedatangan Isa, Nabi 'Isa Al Masih, yang kedua.

Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. (Surat ash-Shaaffaat: 181-182)

sumber: oase qalbu

Read More......

Get Free Domain CO.CC:Free Domain